Dalam Kurikulum Merdeka, terdapat beberapa istilah baru yang belum ada dalam kurikulum 2013 sebelumnya. Istilah-istilah baru dan cukup populer yang nantinya akan sering ditemui oleh guru dalam menyusun dan menerapkan kurikulum merdeka nantinya. Berikut ini beberapa istilah baru dalam kurikulum merdeka dan belum ada dalam kurikulum 2013.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), Nadiem Makarim, gencar menyosialisasikan dan mengadakan Kurikulum Merdeka sejak beberapa waktu lalu, baik offline maupun online. Menyambut penerapan penuh Kurikulum Merdeka pada 2024, terdapat beberapa istilah baru yang perlu Anda tahu.
Istilah populer ini perlu diketahui supaya tidak bingung saat menerapkan Kurikulum Merdeka di satuan pendidikan masing-masing. Melansir laman Akupintar inilah istilah-istilah baru di Kurikulum Merdeka:
1. Capaian Pembelajaran Dalam Kurikulum Merdeka
Capaian Pembelajaran ini juga menjadi pengganti KI dan KD dalam kurikulum 2013, pengintegrasian antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap sebagai satu kesatuan proses yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Sehingga dapat membangun kompetensi yang utuh.
Dalam penulisan format CP tidak ada lagi pemisahan antara segi pengetahuan, ketrampilan dan sikap dalam KI dan KD, tetapi penggabungan dan pengintegrasian dalam satu paragraf utuh.
Capaian pembelajaran dibuat berdasarkan pembagian fase. Setiap fase dapat dilihat deskripsi yang mencakup pengetahuan, keterampilan, serta kompetensi umum yang kemudian diturunkan menjadi Capaian Pembelajaran (CP) menurut elemen yang dipetakan berdasarkan perkembangan siswa.
2. Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Setelah menganalisis Capaian Pembelajaran, selanjutnya guru harus membuat Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Alur Tujuan Pembelajaran adalah rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis, menurut urutan pembelajaran sejak awal hingga akhir suatu fase. Alur tujuan pembelajaran (ATP) memiliki fungsi yang sama dengan Silabus pada kurikulum 2013, yaitu sebagai acuan perencanaan pembelajaran.
Selain itu, ATP sebagai panduan guru dan siswa untuk mencapai Capaian Pembelajaran di akhir fase tersebut. Terdapat beberapa aspek-aspek dalam operasional komponen Alur Tujuan Pembelajaran (ATP). Secara operasional komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek antara lain: Kompetensi, konten, dan variasi.
Komponen Tujuan Pembelajaran dapat memuat tiga aspek, yaitu: Kompetensi, konten, dan variasi. Alur tujuan pembelajaran pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan kompetensi antar fase dan jenjang pendidikan.
3. Modul Ajar (MA)
Modul Ajar atau MA adalah istilah pengganti RPP dalam Kurtilas. Sama seperti RPP, Modul Ajar dilengkapi dengan berbagai materi pembelajaran, lembar aktivitas siswa, dan asesmen untuk mengecek apakah tujuan pembelajaran dicapai siswa. Terdapat dua jenis Modul Ajar Kurikulum Merdeka, yaitu Modul Ajar Umum untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar Khusus Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) yang dikhususkan untuk mengembangkan projek Profil Pelajar Pancasila.
Tetapi, terdapat 2 macam modul ajar dalam Kurikulum 2022 ini, yaitu Modul Ajar Umum untuk proses pembelajaran yang diwajibkan untuk semua guru mapel dan Modul Ajar Khusus Projek Profil Pelajar Pancasila yang dikhususkan untuk mengembangkan projek Profil Pelajar Pancasila, hanya dibuat oleh guru yang mendapatkan tugas tambahan sebagai koordinator projek tersebut.
Selain itu, akan ada beberapa istilah baru dalam Modul Ajar Umum dalam Kurikulum Merdeka nantinya. Istilah baru tersebut adalah:
- Pemahaman permakna
- Pertanyaan pemantik
- Refleksi peserta didik dan guru.
- Glosarium
4. Profil Pelajar Pancasila
Profil Pelajar Pancasila adalah istilah pengganti PPK atau Penguatan Pendidikan Karakter pada Kurtilas. Pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, dengan enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif.
5. Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) ini diturunkan dari indikator asesmen suatu tujuan pembelajaran yang mencerminkan ketercapaian kompetensi pada tujuan pembelajaran tersebut. KKTP berfungsi untuk merefleksikan proses pembelajaran dan mendiagnosis tingkat penguasaan kompetensi peserta didik agar guru dapat memperbaiki proses pembelajaran dan atau memberikan intervensi pembelajaran yang sesuai kepada peserta didik.
Berbeda dengan KKM dalam Kurtilas, Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) ini tidak menjadi sebuah standar minimum yang harus dicapai setiap peserta didik. Setiap peserta didik mungkin saja berada pada kriteria pencapaian yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP) merupakan sumber informasi atau data bagi guru untuk menentukan tindak lanjut penyesuaian pembelajaran sesuai kondisi peserta didik.
6. Teaching at the Right Level (TaRL)
Istilah dalam kurikulum merdeka berikutnya yang harus Guru Pintar pahami adalah Teaching at The Right Level atau disingkat TaRL. Teaching at the Right Level (TaRL) merupakan sebuah pendekatan belajar yang mengacu pada tingkatan capaian atau kemampuan peserta didik. Teaching at the right level (TaRL) ini tidak mengacu pada tingkat kelas, melainkan mengacu pada tingkat kemampuan siswa. Inilah yang membedakan TaRL dengan pendekatan yang biasanya.
7. Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP)
Dalam Kurikulum Merdeka juga dikenal istilah Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan yang disingkat KOSP. Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) dalam Kurtilas dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan (KOSP) ini memuat seluruh rencana proses belajar yang diselenggarakan di satuan pendidikan. KOSP dijadikan sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran dalam satuan pendidikan. Kurikulum operasional satuan pendidikan dikembangkan sesuai dengan konteks dan kebutuhan peserta didik dan satuan pendidikan supaya menjadi lebih bermakna.
Dalam proses penyusunannya, KOSP perlu menjadi dokumen yang hidup; menjadi referensi dalam keseharian, direfleksikan, dan terus dikembangkan. Penyusunan dokumen kurikulum operasional sekolah dari awal, hendaknya dimulai dengan memahami secara utuh kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh Pemerintah, antara lain Tujuan Pendidikan Nasional, Profil Pelajar Pancasila, SNP, Struktur Kurikulum, Prinsip Pembelajaran dan Asesmen, serta Capaian Pembelajaran. Bagi yang sudah memiliki dokumen kurikulum operasional satuan pendidikan, dapat langsung melakukan peninjauan dan revisi.
Nah, untuk kamu yang lagi cari Map Raport Murah Langsung saja kunjungi webnya untuk info yang lebih lanjut di Jayamap.co.id.